Bidara  bahasa latinnya Ziziphus mauritiana adalah sejenis pohon kecil penghasil buah yang tumbuh di daerah kering.


Daun bidara memiliki aroma sedikit harum. Tak heran jika banyak kosmetik jaman sekarang yang menggunakan bahan dasar dari daun bidara, yaitu shampoo, sabun cair, dan sabun batang. Nanti akan diberi contoh macam - macam produk di bagian akhir tulisan ini.



Daun bidara oleh sebagian orang dapat diperuntukkan dalam kegiatan memandikan jenazah. kadang juga digunakan untuk menyucikan ibu setelah nifas/ melahirkan, dan wanita setelah haid.


Bidara atau Sidr (bahasa Arab: (سدر)‎ memiliki kedudukan di dalam agama Islam. Mengapa demikian ? Berikut penjelasannya ;


Nama pohon ini disebutkan di dalam Al-Qur'an pada sebagian tempat yaitu:


فَاَعْرَضُوْا فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ اُكُلٍ خَمْطٍ وَّاَثْلٍ وَّشَيْءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَلِيْلٍ


Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr. (QS Saba':16),


فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ


(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, (QS Al-Waqiah:28),


Pohon ini selain disebutkan di dalam Al-Qur'an juga disebutkan di dalam Hadits dan anjuran penggunaannya.


Daun bidara digunakan dalam berbagai pendukung prosesi ibadah, misalnya daunnya untuk digunakan ketika mandi wajib bagi wanita yang baru suci dari haid.


Asma’ pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang cara mandi selepas haid. 


Beliau mengatakan,


تَأْخُذُ سِدْرَهَا وَمَاءَهَا فَتَوَضَّأُ ثُمَّ تَغْسِلُ رَأْسَهَا


“Wanita itu bisa mengambil daun bidara dicampur air, lalu berwudhu kemudian mencuci kepalanya…” (HR. Abu Daud 314 dan dishahihkan al-Albani)


Dari ‘Aisyah bahwa Asma’ binti Syakal bertanya kepada Rasulullah S.A.W. tentang mandi haidh: “Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Dia bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).” (HR. Muslim)


Juga ketika memandikan jenazah dan menghilangkan najis dari tubuh mayit, jenazah disarankan dimandikan dengan air yang dicampur dengan daun bidara.


Daun bidara juga kadang kala dipergunakan dalam proses Ruqyah untuk mengobati orang yang kesurupan.


Telah berkata Ummu 'Athiyyah: Rasulullah S.A.W. masuk (menengok) anak perempuannya yang wafat, lalu berkata: 


اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مَنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ


“Mandikanlah jenazahnya 3 kali, 5 kali, atau boleh lebih dari itu, jika menurutmu dibutuhkan, dengan air dan daun bidara.” (HR. Bukhari)




Daun Bidara Ada Berapa Jenis ? 


Perlu diketahui daun bidara ini memiliki jenis yang berbeda beda.


Mulai dari daun bidara yang sering dicari seperti bidara sidr yang berasal dari negara arab sampai bidara yang berasal dari cina.


Berikut ini beberapa jenis bidara :


Bidara Cina atau biasa disebut ziziphus jujuba adalah salah satu jenis pohon bidara yang rindang dan berbuah seperti apel saat masih muda buah nya.


Bidara laut adalah bidara memiliki habitat di hutan yang berada di dekat pantai, dengan batang pohon yang kecil dan struktur kayunya keras. 


Pohon bidara laut pada umumnya bengkok, dengan cabang yang menyebar dan rantingnya mempunyai rambut pendek.



Bidara sidr atau yang biasa disebut bidara arab, daun ini sering dicari sebagai metode penyembuhan dari gangguan jin. 


Karena bidara sidr ini adalah salah satu daun yang sudah jelas akan informasinya baik itu dari al quran maupun dalam hadist nabi yang mengarah tentang daun bidara jenis ini.




Daun Bidara Pengusir Setan Jin


Adapun untuk mengusir setan atau menghilangkan pengaruh sihir dengan menggunakan apa yang diturunkan Allah Ta’ala kepada Rasul-Nya, yakni dengan membaca Al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Naas) serta ayat kursi. Itulah surah-surah dan ayat pengusir setan.


Lalu bagimana dengan daun bidara untuk mengusir pengaruh setan? 


Imam Al-Qurtubi memberi petunjuk, bahwa 7 helai daun bidara ditumbuk halus dicampurkan dengan air, lalu dibacakan ayat kursi, 3 tegukan diminum, sisanya digunakan untuk mandi. Lalu membaca Al-Muawwidzatain serta ayat kursi.


Imam Ibnu Baz, dalam fatwanya, juga menyebutkan hal yang hampir sama,  “Ambil 7 lembar daun bidara hijau, ditumbuk, dicampur air yang cukup untuk mandi. Lalu dibacakan ayat kursi, al-Kafirun, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Naas….”


Jika mau menghilangkan pengaruh setan, maka, minimal bacalah Al-Muawwidzatain dan ayat kursi. Lalu, sebagai tambahan, bisa memakai rebusan daun bidara untuk diminum dan mandi. Insya Allah, atas izin Allah, gangguan setan akan sirna.



Daun Bidara Arab Untuk Ruqyah


Jika ingin meruqyah maka gunakanlah ruqyah yang sesuai dengan syariat, seperti membaca ayat atau surah ruqyah.


Jika ingin menggunakan tambahan daun bidara juga bisa karena sifatnya hanya mubah saja. 


Berikut ini contoh nya :


Menumbuk tujuh helai daun pohon sidr (daun bidara) hijau di antara dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan ke dalamnya:


أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ


“ِAku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk“


اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ


“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqarah: 255).


وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ


“Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (QS. Al A’raf: 117-122).


وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ


“Fir’aun berkata (kepada pemuka kaumnya): “Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!” Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan”. Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: “Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus: 79-82).


قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى


“(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: “Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?”. Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: “janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”. Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”.” (QS. Thaha: 65-70).


 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ


“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. an aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.” (QS. Al Kafirun: 1-6).


 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ


“Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.” (QS. Al Ikhlash: 1-4).


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ


“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”.” (QS. Al Falaq: 1-5).


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ


“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, ari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6).


Setelah membacakan ayat-ayat di atas pada air yang sudah disiapkan tersebut hendaklah dia meminumnya sebanyak tiga kali, dan kemudian mandi dengan menggunakan sisa air tersebut. 


Dengan demikian, insya Allah penyakit (sihir) akan hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua kali atau lebih hingga penyakit (sihir) itu benar-benar sirna. Hal itu sudah banyak dipraktikkan oleh beberapa kalangan, dan dengan izin-Nya, Allah memberikan manfaat padanya. 


Pengobatan dengan cara tersebut juga sangat baik bagi suami-isteri yang tidak bisa jima‘ (bersetubuh) karena terkena sihir.



Cara Membuat Minyak Daun Bidara


  • siapkan daun bidara sesuai dengan keinginan, cuci bersih

  • Siapkan kelapa parut yang suda tua

  • Rebus kelapa parut sampai mendidih diwajan yang besar

  • Masukkan daun bidara, aduk terus sampai keluar minyak

  • Tiriskan minyak dengan saringan.

  • Minyak daun bidara siap digunakan.




Khasiat Minyak Daun Bidara Asli


Berikut ini beberapa manfaat yang bisa diambil dari minyak bidara asli dengan Izin Allah taala ;


1.Daun bidara mengandung senyawa antibakterial, sehingga sangat efektif untuk mengobati penyakit akibat bakteri ataupun virus, seperti pilek, influenza, flu babi, flu burung dan bahkan HIV/AIDS.


2. Daun bidara mengandung senyawa antioksidan yang sangat tinggi, kandungan inilah yang sangat efektif untuk menjaga kesehatan tubuh kita dari berbagai macam penyakit.


3. Daun bidara mampu digunakan untuk mengobati penyakit lambung, antara lain tukak lambung, maag dan bahkan kanker lambung.


4. Mampu mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskuler yang sangat berbahaya.


5. Mampu digunakan untuk mengobati penyakit diabetes melitus, baik tipe 1, tipe 2 ataupun diebetes gestasional, karena daun bidara mengandung glikemik yang sangat rendah.


6. Daun bidara sangat berguna untuk mengobati masalah mulut, seperti sariawan, bibir pecah-pecah, gusi berdarah dan masih banyak lagi.


7. Daun bidara sangat berguna untuk mencegah dan mengobati penyakit pertumbuhan jaringan abnormal, seperti kanker, tumor, kista dan masih banyak lagi.


8. Daun bidara dengan kandungan antiseptik, maka akan sangat berguna untuk mengobati luka, baik luka baru ataupun luka yang sudah lama.


9. Daun bidara sangat berguna untuk memperbaiki sel-sel organ yang mengalami kerusakan, sehingga organ tersebut dapat bekerja secara maksimal.


10. Daun bidara yang masih muda dan segar sangat berguna untuk mengatasi masalah kewanitaan, seperti keputihan, haid tidak normal dan masih banyak lagi.


11. Kandungan mineral kalsium yang sangat tinggi pada daun bidara, maka akan sangat efektif untuk menguatkan dan merawat kesehatan tulang ataupun gigi.


12. Daun bidara sangat bermanfaat untuk mengobati demam panas ataupun dingin, baik pada orang dewasa ataupun anak-anak balita.


13. Manfaat daun bidara untuk kulit sangat efektif untuk mengatasi peradangan pada area kulit ataupun organ dalam tubuh.


14. Daun bidara sangat berguna untuk mengatasi bisul/ambeyen.




Cara Menggunakan Minyak Daun Bidara


Banyak cara yang bisa digunakan, pada tulisan sebelum sudah dijelaskan penggunaan untuk ruqyah, memandikan jenazah dan mandi wajib.




Minyak Daun Bidara Untuk Bayi


Cara menggunakan minyak daun bidara untuk bayi cukup mudah yaitu dengan cara dibalurkan keseluruh tubuh kemudian di pijat pelan-pelan, begitu seterusnya.



Review Minyak Daun Bidara



Jika berminat bisa klik disini minyak daun bidara. 

Bibit Pohon Bidara




Serbuk Daun Bidara




Sabun Daun Bidara